Pdpersi, Jakarta - Dr Widodo Judarwanto SpA
ASPEK MEDIS PUASA PADA ANAK
Memasuki bulan ramadhan, anak belum akil baliq tidak termasuk umat yang diwajibkan berpuasa. Tetapi pada kenyataannya banyak anak pra akil baliq sudah berpuasa “penuh” layaknya orang dewasa. Ibadah yang cukup berat ini dilakukan baik oleh keinginan sendiri ataupun karena keinginan orangtua. Bagaimana pengaruh bagi kesehatan anak dan apakah yang harus diwaspadai ?
Periode akil baliq biasanya terjadi saat anak sudah mulai masa pubertas atau sekitar usia 12 tahun. Anak perempuan akan mendapat menstruasi dan payudara mulai berkembang. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, bentuk fisik berubah secara cepat, dan sudah mengalami peristiwa “mimpi basah”. Sejak saat inilah anak diwajibkan untuk berpuasa.
Banyak orang tua beralasan dalam mendidik beribadah khususnya puasa harus dilakukan secara dini dan bertahap. Tak jarang puasa sudah dikenalkan pada anak sejak usia 6 atau 7 tahun meskipun baru puasa setengah hari. Menurut perspektif agama Islam bila ibadah termasuk yang tidak wajib boleh dilakukan asalkan mampu dan tidak dipaksakan. Bila ditinjau dalam bidang kesehatan tampaknya puasa juga mungkin bisa dilakukan oleh anak usia pra akil baliq tetapi harus cermat dipertimbangkan kondisi dan keterbatasan kemampuan anak. Sampai saat ini tampaknya belum banyak penelitian dilakukan terhadap pengaruh berpuasa pada anak dikaitkan dengan aspek kesehatan dan tumbuh kembang anak.
FAKTOR PSIKOBIOLOGIS
Aspek kesehatan secara psikobiologis anak usia sebelum akil baliq dapat ditinjau dari aspek tumbuh kembang anak dan fungsi biologis. Aspek perkembangan meliputi perkembangan psikologis seperti perkembangan emosional, perkembangan moral dan perilaku lainnya. Fungsi biologis meliputi aspek fisiologis tubuh, metabolisme tubuh, kemampuan fungsi organ dan sistem tubuh.
Dari aspek perkembangan khususnya kecerdasan dalam periode ini anak mulai banyak melihat dan bertanya. Fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab. Perkembangan rohani pemikiran tentang Tuhan sudah mulai timbul. Anak sudah mulai dapat memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya. Tetapi pemahaman tentang konsep ini masih terbatas, bahwa Tuhan itu ada. Demikian pula dalam perkembangan moral, pada periode ini pemahaman konsep baik dan buruk masih sederhana. Makna pemahaman ini hanya sebatas sekedar tahu. Artinya kenapa kewajiban agama dan kebaikan perilaku harus dilakukan belum dipahami secara sempurna. Sehingga dalam melakukan ibadah puasa juga lebih dilatarbelakangi karena factor fisik tidak dipahami secara moral. Kalaupun moral berperann lebih dari sekedar hubungan manusia dan manusia. Niat ibadah puasa dikerjakan berdasarkan pengaruh hubungan keluarga atau lingkungan. Misalnya, anak berpuasa karena teman sekelas atau sepermainan sudah berpuasa. Atau, bila berpuasa penuh akan mendapat hadiah dari orang tua.
Dalam aspek biologis kondisi fisiologis tubuh khususnya metabolisme tubuh, fungsi hormonal dan fungsi sistem tubuh usia anak berbeda dengan usia dewasa. Bila aktifitas berpuasa merupakan beban yang tidak sesuai dengan kondisi fisiologis anak dapat berakibat mengganggu tumbuh dan berkembangnya anak. Demikian pula dalam hal mekanisme sistem imun atau pertahanan tubuh anak dan dewasa berbeda. Ketahanan anak dalam merespon masuknya penyakit dalam tubuh lebih lemah.
YANG HARUS DIWASPADAI
Mengingat fungsi psikobiologis anak berbeda dengan dewasa, maka harus dicermati pengaruh puasa terhadap anak. Pengaruh negatif yang harus diwaspadai adalah berkurangnya jam tidur anak. Saat bulan ramadhan jadwal aktifitas anak berbeda dengan sebelumnya. Dalam bulan tersebut aktifitas anak bertambah dengan kegiatan sholat tarawih, makan sahur atau kegiatan pesantren kilat. Bila jam tidur ini berkurang atau berbeda dengan sebelumnya akan mempengaruhi keseimbangan fisiologis tubuh yang sebelumnya sudah terbentuk. Gangguan keseimbangan fisiologis tubuh ini akan berakibat menurunkan fungsi kekebalan tubuh yang berakibat anak mudah sakit. Sebaiknya orang tua harus ikut merencanakan dan mamantau jadwal aktifitas anak termasuk jam tidur anak dengan cermat. Pada usia pra akil baliq kebutuhan tidur anak secara normal berkisar antara 10-12 jam per hari, dengan rician malam hari 10 jam siang hari 1-2 jam. Dalam bulan ramadan orang tua hendaknya dapat memodifikasi jadwal tidur ini dengan baik.
Pengaruh lain yang harus diamati adalah pengaruh asupan gizi pada anak. Jumlah, jadwal dan jenis gizi yang diterima akan berbeda dengan saat sebelum puasa. Dalam hal jumlah mungkin terjadi kekurangan asupan kalori, vitamin dan mineral yang diterima anak. Aktifitas yang bertambah ini juga akan meningkatkan kebutuhan kalori, vitamin dan mineral lainnya. Padahal saat puasa relatif pemenuhan kebutuhan kalori lebih rendah. Bila keseimbangan asupan gizi terganggu dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh sehingga anak mudah terserang penyakit. Dalam keadaan seperti ini tampaknya pemberian suplemen vitamin cukup membantu. Parameter yang paling mudah untuk melihat asupan kalori cukup adalah dengan memantau berat badan anak. Bila berat badan anak tetap atau meningkat mungkin puasa dapat dilanjutkan. Tetapi bila berat badan menurun drastis dalam jangka pendek sebaiknya puasa harus dihentikan.
Demikian pula dengan jenis asupan gizi yang diterima. Variasi dan jumlah makanan yang didapatkan saat bulan puasa akan berbeda dengan sebelumnya. Saat bulan puasa variasi makanan yang tersedia biasanya lebih banyak. Pada penderita alergi pada jenis makanan tertentu harus diwaspadai karena dapat berpengaruh terhadap gangguan kesehatan. Menurut pengalaman praktek sehari-hari kasus alergi makanan pada anak cenderung meningkat saat bulan puasa. Kegiatan puasa berpengaruh terhadap perkembangan emosi, perkembangan moral dan perkembangan psikologis anak. Tidak dapat disangkal lagi bahwa ibadah puasa mempunyai pengaruh positif terhadap pendidikan perkembangan anak.
Tetapi harus diwaspadai bahwa aktifitas puasa juga dapat berpengaruh negatif bila tidak mempertimbangkan kondisi taraf perkembangan anak. Hal ini terjadi bila ibadah ini dilakukan dengan paksaan dan ancaman. Dalam keadaan normal emosi dan perilaku anak sangat tidak stabil. Saat puasa yang dalam kondisi lapar dan haus akan sangat mempengaruhi kestabilan emosi dan perilaku anak.
Kondisi umum yang harus diwaspadai dalam melakukan puasa pada anak adalah anak yang mudah sakit (mengalami infeksi berulang), gangguan pertumbuhan, penyakit alergi atau asma serta gangguan perilaku (Autis, ADHD dll). Keadaan yang harus dihindari berpuasa pada anak akil baliq adalah penyakit infeksi akut (batuk, pilek, panas), infeksi kronis (tuberkulosis dll), penyakit bawaan gangguan metabolisme, jantung, ginjal, kelainan darah dan keganasan. Meskipun infeksi akut virus seperti batuk, pilek atau panas yang dialami ringan, bila kondisi tubuh turun seperti berpuasa akan menimbulkan resiko komplikasi yang berat.
Puasa pada anak mungkin dapat dilakukan tetapi harus cermat memperhatikan kondisi normal psikobiologisnya. Bila kondisi itu tidak diperhatikan maka puasa merupakan beban bagi mental dan kesehatan anak. Selanjutnya akan berakibat mengganggu tumbuh kembang anak. Tetapi bila puasa dilakukan dengan mempertimbangkan dengan cermat kondisi anak maka dapat merupakan pendidikan perkembangan moral dan emosi anak. Selamat berpuasa, anakku....
Artikel Lainnya :
Angin duduk sama dengan Sindrom Jantung Koroner Akut
Kanker Payudara
Lima Tanda Daya Ingat dalam Bahaya
Ancaman "The silent Killer"
Stroke dapat dicegah, Stroke dapat diobati
Catatan Kecil Menyambut Hari Stroke Sedunia
tembemsblog
Cari Blog Ini
Selasa, 13 September 2011
Kamis, 28 Juli 2011
sc
luka sectio caesare infeksi bila
Luka post operasi sectio caesare sangat rentan terhadap infeksi dikarenakan ibu cemas dan takut bila harus kontak langsng dengan luka. Ibu lebih memilih mendiamkan luka tersebut daripada nanti terjadi apa-apa pada luka.
Dan kebanyakan infeksi terjadi pada ibu post operasi caesar yang melakukan pantangan terutama soal makanan, yaitu pantang makan telur, daging dll
Padahal luka membutuhkan banyak protein untuk membantu kerja sistem imun memperbaiki sel-sel yang telah rusak. pantangan ini biasa disebut di kalangan umum dengan sebutan tarak dan telah muncul sejak dahulu dan hingga sekarang masih merajalela dikalangan masyarakat terutama kalangan pedesaan yang minim akan pengetahuan
Luka post operasi sectio caesare sangat rentan terhadap infeksi dikarenakan ibu cemas dan takut bila harus kontak langsng dengan luka. Ibu lebih memilih mendiamkan luka tersebut daripada nanti terjadi apa-apa pada luka.
Dan kebanyakan infeksi terjadi pada ibu post operasi caesar yang melakukan pantangan terutama soal makanan, yaitu pantang makan telur, daging dll
Padahal luka membutuhkan banyak protein untuk membantu kerja sistem imun memperbaiki sel-sel yang telah rusak. pantangan ini biasa disebut di kalangan umum dengan sebutan tarak dan telah muncul sejak dahulu dan hingga sekarang masih merajalela dikalangan masyarakat terutama kalangan pedesaan yang minim akan pengetahuan
luka sectio caesare infeksi bila
Luka post operasi sectio caesare sangat rentan terhadap infeksi dikarenakan ibu cemas dan takut bila harus kontak langsng dengan luka. Ibu lebih memilih mendiamkan luka tersebut daripada nanti terjadi apa-apa pada luka.
Dan kebanyakan infeksi terjadi pada ibu post operasi caesar yang melakukan pantangan terutama soal makanan, yaitu pantang makan telur, daging dll
Padahal luka membutuhkan banyak protein untuk membantu kerja sistem imun memperbaiki sel-sel yang telah rusak. pantangan ini biasa disebut di kalangan umum dengan sebutan tarak dan telah muncul sejak dahulu dan hingga sekarang masih merajalela dikalangan masyarakat terutama kalangan pedesaan yang minim akan pengetahuan
Dan kebanyakan infeksi terjadi pada ibu post operasi caesar yang melakukan pantangan terutama soal makanan, yaitu pantang makan telur, daging dll
Padahal luka membutuhkan banyak protein untuk membantu kerja sistem imun memperbaiki sel-sel yang telah rusak. pantangan ini biasa disebut di kalangan umum dengan sebutan tarak dan telah muncul sejak dahulu dan hingga sekarang masih merajalela dikalangan masyarakat terutama kalangan pedesaan yang minim akan pengetahuan
Senin, 18 Oktober 2010
4 terlalu dan 3 terlambat
Perlu kita ketahui dan sangat penting bagi seorang tenaga kesehatan khususnya Bidan tentang 4 Terlalu dan 3 Terlambat
Empat Terlalu.
faktor internal berasal dari si ibu itu sendiri. istilah ”empat terlalu” yang dapat mengakibatikan persalinan berisiko tinggi. Diantaranya terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (eprbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak).
Bukan hanya itu saja, penyakit yang diderita ibu pun turut mempengaruhi. Misalnya anemia, jantung, hipertensi, diabetes dan sebagainya. ”Orang sering mengabaikan faktor kekurangan darah atau anemia. Padahal, seorang wanita hamil berarti ia membagi darahnya dengan janin. Jadi, yang paling utama adalah mengonsumsi vitamin tambah darah. Banyak ibu-ibu yang merasa dirinya sehat-sehat saja, makannya juga kuat, tubuhnya gemuk. Akhirnya malas minum vitamin. Saya selalu bilang kepada pasien, kalau vitamin itu adalah tabungan hari depan, wanita mana yang melahirkantidak berdarah.
Adapun faktor lain yang menyebabkan persalinan berisiko tinggi adalah perdarahan, infeksi, keguguran (abortus), pre eklampsia dan eklampsia. ”Hingga kini yang cukup berbahaya adalah pre eklampsia atau keracunan sebelum hamil, si ibu tidak mengalami hipertensi. Tetapi setelah hamil, tekanan darahnya meningkat secara drastis. Jadi, risikonya amat tinggi. Apalagi hingga kini penyebabnya belum ditemukan.
Selain beberapa faktor diatas, pentingnya riwayat persalinan ibu sebelumnya. ”Misalnya seorang ibu pernah hamil dan mengalami keguguran berulang kali. Berarti kehamilah sekarang tidak bisa diharapkan maksimal kualitasnya. Atau proses persalinan sebelumnya sangat lama dan bayinya meninggal. Begitu pula jika proses persalinan yang dulu dilakukan dengan cara caesar, risikonya juga tinggi,”
Satu lagi faktor internal yang tak boleh dilupakan yaitu kondisi janin. ”Kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang saja sudah merupakan suatu risiko. Apalagi jika ditemukan pertumbuhannya terhambat dan terjadi cacat bawaan,”
”Biasanya kasus-kasus seperti itu terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Tapi, bukan hanya terjadi pada anak umur belasan saja yang tidak siap atau tidak mengerti menjaga kehamilan. Justru hal ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah terlalu banyak anak. Boleh dikatakan si ibu sudah capek dan bosan hamil. Jadi pasrah saja, sehingga perawatan dirinya juga kurang.”
itu penjelasan tentang 4 terlalu. sekarang apa itu Tiga terlambat ???????
Tiga Terlambat
faktor eksternal atau faktor di luar kondisi ibu, yaitu pendidikan, sosial ekonomi, kultur dan geografis. Ia menyebutkan dengan istilah “tiga terlambat.”
Pertama, terlambat mengetahui adanya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. “Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah.
Kedua, terlambat mengambil keputusan, yang akhirnya terlambat ke rumah sakit. Faktor keterlambatan ini dapat pula karena kondisi ekonomi dan letak geografis yang tidak strategis. ”Bagi orang-orang yang tinggal di tempat terpencil. Kemungkinan jarak ke Puskesmas atau Rumah Sakitnya perlu ditempuh dalam waktu lebih lama. Apalagi jika harus menyewa kapal misalnya. Selain tentunya butuh dana besar untuk biaya persalainan,”
Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. ”Karena sudah terlambat sampai di tempta rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani
Empat Terlalu.
faktor internal berasal dari si ibu itu sendiri. istilah ”empat terlalu” yang dapat mengakibatikan persalinan berisiko tinggi. Diantaranya terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (eprbedaan usia antar anak sangat dekat) dan terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak).
Bukan hanya itu saja, penyakit yang diderita ibu pun turut mempengaruhi. Misalnya anemia, jantung, hipertensi, diabetes dan sebagainya. ”Orang sering mengabaikan faktor kekurangan darah atau anemia. Padahal, seorang wanita hamil berarti ia membagi darahnya dengan janin. Jadi, yang paling utama adalah mengonsumsi vitamin tambah darah. Banyak ibu-ibu yang merasa dirinya sehat-sehat saja, makannya juga kuat, tubuhnya gemuk. Akhirnya malas minum vitamin. Saya selalu bilang kepada pasien, kalau vitamin itu adalah tabungan hari depan, wanita mana yang melahirkantidak berdarah.
Adapun faktor lain yang menyebabkan persalinan berisiko tinggi adalah perdarahan, infeksi, keguguran (abortus), pre eklampsia dan eklampsia. ”Hingga kini yang cukup berbahaya adalah pre eklampsia atau keracunan sebelum hamil, si ibu tidak mengalami hipertensi. Tetapi setelah hamil, tekanan darahnya meningkat secara drastis. Jadi, risikonya amat tinggi. Apalagi hingga kini penyebabnya belum ditemukan.
Selain beberapa faktor diatas, pentingnya riwayat persalinan ibu sebelumnya. ”Misalnya seorang ibu pernah hamil dan mengalami keguguran berulang kali. Berarti kehamilah sekarang tidak bisa diharapkan maksimal kualitasnya. Atau proses persalinan sebelumnya sangat lama dan bayinya meninggal. Begitu pula jika proses persalinan yang dulu dilakukan dengan cara caesar, risikonya juga tinggi,”
Satu lagi faktor internal yang tak boleh dilupakan yaitu kondisi janin. ”Kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang saja sudah merupakan suatu risiko. Apalagi jika ditemukan pertumbuhannya terhambat dan terjadi cacat bawaan,”
”Biasanya kasus-kasus seperti itu terjadi pada kehamilan yang tidak diinginkan. Tapi, bukan hanya terjadi pada anak umur belasan saja yang tidak siap atau tidak mengerti menjaga kehamilan. Justru hal ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah terlalu banyak anak. Boleh dikatakan si ibu sudah capek dan bosan hamil. Jadi pasrah saja, sehingga perawatan dirinya juga kurang.”
itu penjelasan tentang 4 terlalu. sekarang apa itu Tiga terlambat ???????
Tiga Terlambat
faktor eksternal atau faktor di luar kondisi ibu, yaitu pendidikan, sosial ekonomi, kultur dan geografis. Ia menyebutkan dengan istilah “tiga terlambat.”
Pertama, terlambat mengetahui adanya kelainan atau penyakit pada ibu hamil. “Kebanyakan disebabkan oleh taraf pendidikan yang rendah.
Kedua, terlambat mengambil keputusan, yang akhirnya terlambat ke rumah sakit. Faktor keterlambatan ini dapat pula karena kondisi ekonomi dan letak geografis yang tidak strategis. ”Bagi orang-orang yang tinggal di tempat terpencil. Kemungkinan jarak ke Puskesmas atau Rumah Sakitnya perlu ditempuh dalam waktu lebih lama. Apalagi jika harus menyewa kapal misalnya. Selain tentunya butuh dana besar untuk biaya persalainan,”
Ketiga, terlambat mengirim dan menangani. ”Karena sudah terlambat sampai di tempta rujukan, kondisi ibu sudah makin melemah. Ditambah lagi bila sesampainya disana, fasilitasnya kurang lengkap atau tenaga medisnya kurang. Akhirnya benar-benar terlambat ditangani
Selasa, 12 Oktober 2010
pentingnya puasa saat akan operasi
Mengapa harus puasa sebelum operasi?
Suatu saat pemilik tentu akan dihadapkan pada suatu pilihan tindakan terapi bedah pada hewan kesayangannya yang sedang menghadapi masalah. Salah satu yang disampaikan pada pemilik bahwa hewan tersebut harus dipuasakan lebih dahulu sebelum dilakukan operasi, atau bila seekor hewan sedang dalam kondisi perawatan darurat dan membutuhkan terapi bedah sedangkan hewan tersebut baru makan maka akan ditunggu hingga beberapa jam untuk kemudian baru dilakukan pembedahan. Mungkin saja pemilik mengikuti saja apa yang disarankan dokter hewan tersebut atau sebetulnya ada juga yang bertanya-tanya, mengapa harus dipuasakan segala, apa setiap pelaksanaan tindakan pembedahan selalu harus dilakukan puasa sebelumnya.
Ada beberapa prosedur yang harus dilalui sebelum tindakan bedah dilakukan pada seekor pasien. Serangkaian pemeriksaan dan persiapan operasi adalah hal-hal yang harus dilakukan sebelum tindakan bedah dilaksanakan. Dalam proses pembedahan pasti akan dilakukan pemberian bahan atau obat anestesia, yang bertujuan untuk melakukan tindakan pembedahan dengan baik. Dengan anestesia, seekor hewan akan tenang, tidak sadar dan tidak merasa sakit sehingga dokter hewan dapat melakukan tindakan pembedahan dengan baik. Ada banyak macam obat anestesia yang dapat digunakan dalam proses pembedahan, dan beberapa di antara obat anestesia tersebut yang sering dipakai, menimbulkan rangsangan muntah.
Nah, bila saat pemberian obat anestesia tersebut perut pasien tidak kosong alias masih berisi makanan yang baru dimakan, maka akan terjadi proses muntah. Makanan dikeluarkan dari lambung menuju ke mulut dan keluar. Dalam keadaan teranestesia, hewan tidak sadar dan tubuh juga tidak bisa mengontrol, bisa-bisa makanan yang sedang dimuntahkan tersebut juga masuk ke dalam saluran nafas saat proses muntah terjadi. Tentu saja hal inii akan menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan, yaitu masuknya makan ke dalam saluran nafas, yang tentu saja akan menimbulkan masalah baru, aspirasi penumonia. Untuk mencegah hal tersebut, maka disarankan hewan dipuasakan sebelum dilakukan tindakan operasi
Puasa yang dibutuhkan sekitar 6-8 jam setelah pemberian pakan terakhir. Dengan demikian, diharapkan makanan sudah melewati lambung dan masuk ke dalam usus. Nah, agar mudahnya, seringkali disarankan diberikan makan malam terakhir untuk kemudian dibawa ke rumah sakit atau ke dokter hewan, dan dilakukan tindakan operasi pada pagi hari.
Suatu saat pemilik tentu akan dihadapkan pada suatu pilihan tindakan terapi bedah pada hewan kesayangannya yang sedang menghadapi masalah. Salah satu yang disampaikan pada pemilik bahwa hewan tersebut harus dipuasakan lebih dahulu sebelum dilakukan operasi, atau bila seekor hewan sedang dalam kondisi perawatan darurat dan membutuhkan terapi bedah sedangkan hewan tersebut baru makan maka akan ditunggu hingga beberapa jam untuk kemudian baru dilakukan pembedahan. Mungkin saja pemilik mengikuti saja apa yang disarankan dokter hewan tersebut atau sebetulnya ada juga yang bertanya-tanya, mengapa harus dipuasakan segala, apa setiap pelaksanaan tindakan pembedahan selalu harus dilakukan puasa sebelumnya.
Ada beberapa prosedur yang harus dilalui sebelum tindakan bedah dilakukan pada seekor pasien. Serangkaian pemeriksaan dan persiapan operasi adalah hal-hal yang harus dilakukan sebelum tindakan bedah dilaksanakan. Dalam proses pembedahan pasti akan dilakukan pemberian bahan atau obat anestesia, yang bertujuan untuk melakukan tindakan pembedahan dengan baik. Dengan anestesia, seekor hewan akan tenang, tidak sadar dan tidak merasa sakit sehingga dokter hewan dapat melakukan tindakan pembedahan dengan baik. Ada banyak macam obat anestesia yang dapat digunakan dalam proses pembedahan, dan beberapa di antara obat anestesia tersebut yang sering dipakai, menimbulkan rangsangan muntah.
Nah, bila saat pemberian obat anestesia tersebut perut pasien tidak kosong alias masih berisi makanan yang baru dimakan, maka akan terjadi proses muntah. Makanan dikeluarkan dari lambung menuju ke mulut dan keluar. Dalam keadaan teranestesia, hewan tidak sadar dan tubuh juga tidak bisa mengontrol, bisa-bisa makanan yang sedang dimuntahkan tersebut juga masuk ke dalam saluran nafas saat proses muntah terjadi. Tentu saja hal inii akan menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan, yaitu masuknya makan ke dalam saluran nafas, yang tentu saja akan menimbulkan masalah baru, aspirasi penumonia. Untuk mencegah hal tersebut, maka disarankan hewan dipuasakan sebelum dilakukan tindakan operasi
Puasa yang dibutuhkan sekitar 6-8 jam setelah pemberian pakan terakhir. Dengan demikian, diharapkan makanan sudah melewati lambung dan masuk ke dalam usus. Nah, agar mudahnya, seringkali disarankan diberikan makan malam terakhir untuk kemudian dibawa ke rumah sakit atau ke dokter hewan, dan dilakukan tindakan operasi pada pagi hari.
Kamis, 07 Oktober 2010
TAI CHI FOR HEALTHY
Tai Chi Bantu Penderita Diabetes
Oleh Admin pada January 20, 2009 topik Olahraga & Senam
Tags: olahraga, senam, taichi
Tai Chi for DiabetesMenjalani senam Tai Chi ternyata bukan saja mendatangkan manfaat yang luar biasa bagi orang sehat. Senam tradisional ini juga memberi manfaat signifikan bagi para penderita diebetes tipe dua khususnya dalam mengontrol kondisi kesehatan mereka.
Setidaknya ada dua hasil penelitian terpisah yang menunjukkan bukti nyata bahwa program latihan Tai Chi selama 12 pekan cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan dan menurunkan kadar gula darah para pasien diabetes. Senam bela diri tradisional Negeri Tirai Bambu ini memang memiliki gerakan unik yang mengombinasikan penafasan serta gerakan lembut untuk meningkatkan relaksasi.
Dua riset yang dilakukan oleh para ahli di Taiwan dan Australia ini dipublikasikan dalam British Journal of Sports Medicine.
Riset yang pertama yang dilakukan di Taiwan membandingkan 30 pasien pengidap diabetes dengan 30 orang sehat. Selama 12 pekan, seluruh partisipan mempelajari 37 gerakan Tai Chi di bawah arahan seorang guru. Partisipan juga dimodali kaset video sehingga bisa mengulang pelajaran di rumah. Partisipan secara rutin mengikuti pelajaran senam Tai Chi ini selama tiga jam seminggu.
Pada akhir program, hasil tes pada kelompok pengidap diabetes tipe 2 menujukkan adanya penurunan drastis kadar gula darah dan meningkatnya sel-sel serta senyawa yang menjadi kunci respon kekebalan tubuh.
Aktivitas fisik yang menuntut banyak tenaga memang dikenal dapat menurunkan kekebalan tubuh, tetapi studi terbaru mengindikasikan bahwa latihan atau aktivitas yang sedang atau moderat justru memberi dampak yang menguntungkan.
Riset sebelumnya pun mengindikasikan bahwa Tai Chi dapat memperbaiki fungsi pernafasan dan kardiovaskuler, selain pula memperbaiki fleksibilitas dan menghilangkan stres.
Menurut peneliti, jika Tai Chi mampu membuktikan bagaimana tubuh mengendalikan gula darah, hal itu akan memberi manfaat pada sistem kekebalan tubuh, yang kemudian akan memicu aktivitas yang berlebihan dengan hadirnya kadar gula yang tinggi dalam darah.
Sebagai pengobatan alternatif, latihan sebaiknya hanya cukup dilakukan sekedar merangsang sistem kekebalan dengan cara meningkatkan tingkat kebugaran yang kemudian melahirkan sebuah perasaan sehat.
Sementara itu pada riset kedua yang digagas peneliti dari University of Queensland, yang hanya melibatkan 11 partisipan, pun menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda.
Pada riset ini, semua partisipan yang mengalami kenaikan kadar gula darah – diwajibkan menjalani senam Tai Chi dan sejenis bela diri lainya yakni Qigong selama 60-90 menit tiga kali seminggu.
Selain mengalami penurunan kadar gula darah, para partisipan juga mengalami penurunan berat badan dan mencatat penurunan tekanan darah yang signifikan. Resistansi insulin para pasien juga dilaporkan mengalami perbaikan.
Para partisipan juga mengaku bisa tidur lebih baik, memiliki energi yang besar, jarang mengalami kesakitan serta jarang merasakan rasa lapar yang sangat ketika menjalani program.
AC | Sumber : BBC | Disadur dari: Kompas.com
Artikel Terkait:
* Kurang Tidur Berisiko Diabetes
* Olahraga yang Sesuai untuk Diabetes
* Remehkan Kesehatan Gigi Picu Diabetes
* Resep Langsing Selebriti Dunia
* Kontrol Gula Darah lewat Ponsel
* Powered by Contextual Related Posts
Oleh Admin pada January 20, 2009 topik Olahraga & Senam
Tags: olahraga, senam, taichi
Tai Chi for DiabetesMenjalani senam Tai Chi ternyata bukan saja mendatangkan manfaat yang luar biasa bagi orang sehat. Senam tradisional ini juga memberi manfaat signifikan bagi para penderita diebetes tipe dua khususnya dalam mengontrol kondisi kesehatan mereka.
Setidaknya ada dua hasil penelitian terpisah yang menunjukkan bukti nyata bahwa program latihan Tai Chi selama 12 pekan cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan dan menurunkan kadar gula darah para pasien diabetes. Senam bela diri tradisional Negeri Tirai Bambu ini memang memiliki gerakan unik yang mengombinasikan penafasan serta gerakan lembut untuk meningkatkan relaksasi.
Dua riset yang dilakukan oleh para ahli di Taiwan dan Australia ini dipublikasikan dalam British Journal of Sports Medicine.
Riset yang pertama yang dilakukan di Taiwan membandingkan 30 pasien pengidap diabetes dengan 30 orang sehat. Selama 12 pekan, seluruh partisipan mempelajari 37 gerakan Tai Chi di bawah arahan seorang guru. Partisipan juga dimodali kaset video sehingga bisa mengulang pelajaran di rumah. Partisipan secara rutin mengikuti pelajaran senam Tai Chi ini selama tiga jam seminggu.
Pada akhir program, hasil tes pada kelompok pengidap diabetes tipe 2 menujukkan adanya penurunan drastis kadar gula darah dan meningkatnya sel-sel serta senyawa yang menjadi kunci respon kekebalan tubuh.
Aktivitas fisik yang menuntut banyak tenaga memang dikenal dapat menurunkan kekebalan tubuh, tetapi studi terbaru mengindikasikan bahwa latihan atau aktivitas yang sedang atau moderat justru memberi dampak yang menguntungkan.
Riset sebelumnya pun mengindikasikan bahwa Tai Chi dapat memperbaiki fungsi pernafasan dan kardiovaskuler, selain pula memperbaiki fleksibilitas dan menghilangkan stres.
Menurut peneliti, jika Tai Chi mampu membuktikan bagaimana tubuh mengendalikan gula darah, hal itu akan memberi manfaat pada sistem kekebalan tubuh, yang kemudian akan memicu aktivitas yang berlebihan dengan hadirnya kadar gula yang tinggi dalam darah.
Sebagai pengobatan alternatif, latihan sebaiknya hanya cukup dilakukan sekedar merangsang sistem kekebalan dengan cara meningkatkan tingkat kebugaran yang kemudian melahirkan sebuah perasaan sehat.
Sementara itu pada riset kedua yang digagas peneliti dari University of Queensland, yang hanya melibatkan 11 partisipan, pun menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda.
Pada riset ini, semua partisipan yang mengalami kenaikan kadar gula darah – diwajibkan menjalani senam Tai Chi dan sejenis bela diri lainya yakni Qigong selama 60-90 menit tiga kali seminggu.
Selain mengalami penurunan kadar gula darah, para partisipan juga mengalami penurunan berat badan dan mencatat penurunan tekanan darah yang signifikan. Resistansi insulin para pasien juga dilaporkan mengalami perbaikan.
Para partisipan juga mengaku bisa tidur lebih baik, memiliki energi yang besar, jarang mengalami kesakitan serta jarang merasakan rasa lapar yang sangat ketika menjalani program.
AC | Sumber : BBC | Disadur dari: Kompas.com
Artikel Terkait:
* Kurang Tidur Berisiko Diabetes
* Olahraga yang Sesuai untuk Diabetes
* Remehkan Kesehatan Gigi Picu Diabetes
* Resep Langsing Selebriti Dunia
* Kontrol Gula Darah lewat Ponsel
* Powered by Contextual Related Posts
Langganan:
Postingan (Atom)